Korea Selatan Pantau Kedekatan Militer Rusia dan Korea Utara
Seoul - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol turut memerhatikan hubungan Korea Utara dan Rusia pada sektor militer. Rumor itu akan dia ulas di Sidang Majelis Umum PBB pada September 2024 ini.
Berdasar laporan Yonhap, Kamis (14/9/2023), Presiden Yoon Suk Yeol akan bertandang ke New York sepanjang lima hari pada Senin minggu kedepan dan bicara di sidang PBB pada Rabu, dan melangsungkan tatap muka bilateral di antara tatap muka. king88bet Login Alternatif
Seorang petinggi senior kepresidenan Korsel ungkap jika pidato Presiden Yoon Suk Yeol diprediksi sentuh kekuatan hubungan militer Rusia dan Korea Utara, khususnya sesudah lawatan Kim Jong Un ke Rusia belakangan ini. king88bet Login
"Di pidato Sidang Majelis Umum PBB, kami memprediksi bakal ada analisis dan pesan yang pantas berkaitan dialog militer di antara Korea Utara dan Rusia," tutur petinggi itu.
Faksi Korea Selatan berbicara telah mempersiapkan beberapa langkah untuk menyikapi rumor itu, namun mereka mengatakan ada tanggapan multilateral. King88Bet Situs Slot Online
"Bersama dengan beberapa langkah pribadi yang kita dapat mengambil sendiri, kami membahas beberapa langkah multilateral yang kita dapat mengambil bersama dengan Amerika Serikat, Jepang, dan teman dekat-sahabat kunci," tutur sumb
er kepresidenan Korsel.
Berkaitan masalah bilateral, Presiden Yoon diprediksi untuk melangsungkan minimal 30 tatap muka bilateral untuk memberikan dukungan usaha Korea Selatan untuk melangsungkan World Expo di Busan pada 2030 kedepan.
Perbincangan di antara Kim Jong Un dan Vladimir Putin yang berjalan di Kosmodrom Vostochny, Timur Jauh Rusia, pada Rabu (13/9), sudah usai.
Jubir Kremlin Dmitry Peskov menjelaskan jika tidak ada gagasan untuk Presiden Putin dan Kim Jong Un untuk tanda-tangani document berkenaan tatap muka mereka. Begitu seperti dikutip CNN, yang mencuplik kantor informasi Rusia.
Ke-2 pimpinan berjumpa dan melangsungkan perbincangan tertutup lebih dari satu jam.
Saat ditanyakan mengenai laporan pembicaraan senjata di antara ke-2 nya, Peskov seperti dikutip Russia 1 menjelaskan, "Jalinan penuh (di antara ke-2 negara) menunjukkan diskusi dan hubungan di bagian peka, seperti hubungan militer."
"Semua permasalahan yang lain cuma tersangkut dua negara berdaulat kita," sambungnya. "Dan ini jangan jadi perhatian negara ke-3 mana saja. Kerja-sama kami dilaksanakan untuk kebutuhan masyarakat ke-2 negara, tetapi tidak bikin rugi siapa saja."